, ,

Gunung Lokon di Tomohon Sulut Punya Riwayat Erupsi Berulang Setiap 10 Tahun

oleh -522 Dilihat
oleh

Ruang Tomohon – Gunung Lokon di Tomohon Sulut Punya Riwayat Erupsi Berulang Setiap 10 Tahun Gunung Lokon, salah satu gunung api paling aktif di Sulawesi Utara, kembali menjadi sorotan. Terletak di Kota Tomohon, sekitar 20 kilometer dari Manado, Lokon dikenal sebagai “raksasa api” karena memiliki siklus erupsi yang relatif konsisten, yakni setiap 10 tahun sekali. Catatan sejarah dan aktivitas vulkaniknya menempatkan Lokon sebagai gunung yang tak pernah benar-benar tidur.


Di Balik Cerita Letusan Gunung Lokon (Kota Tomohon-Sulawesi Utara) Part I - YouTube

baca juga:100 Mahasiswa di Tomohon Muntah-muntah Diduga Keracunan Usai Makan di Asrama

Lokasi dan Karakteristik Gunung Lokon

Gunung Lokon memiliki ketinggian sekitar 1.579 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berdampingan dengan Gunung Empung. Keduanya membentuk kompleks gunung api kembar yang megah, dikelilingi pemandangan hijau khas pegunungan Minahasa.

Lokon memiliki kawah utama bernama Kawah Tompaluan, yang berada di antara Lokon dan Empung. Dari kawah inilah, letusan freatik dan freatomagmatik kerap terjadi, mengeluarkan kolom abu, material piroklastik, hingga lontaran batuan vulkanik.


Riwayat Erupsi 10 Tahunan

Sejarah mencatat, Gunung Lokon sudah berulang kali erupsi sejak ratusan tahun silam. Menariknya, pola erupsinya kerap terjadi dalam rentang satu dekade sekali, meskipun intensitas dan dampaknya bervariasi.

  • 1984 – Erupsi besar yang melontarkan abu hingga ke Manado.

  • 1991 – Salah satu letusan terbesar, menewaskan dua orang wisatawan asing.

  • 2001 – Aktivitas meningkat dengan lontaran abu setinggi ribuan meter.

  • 2011 – Erupsi spektakuler yang menyebabkan ribuan warga Tomohon harus mengungsi.

Pola ini membuat banyak ahli vulkanologi menyebut Lokon sebagai gunung dengan “jadwal erupsi alamiah” setiap 10 tahun sekali.


Ancaman dan Dampak Erupsi

Setiap kali erupsi, Lokon menebarkan ancaman serius bagi masyarakat sekitar. Hujan abu dapat melanda Tomohon hingga Minahasa Utara, sementara lontaran material batu pijar mampu menjangkau radius 2,5 kilometer dari kawah.

Dampak ekonomi pun terasa, terutama pada sektor pariwisata dan pertanian, dua tulang punggung utama masyarakat Tomohon. Hujan abu berpotensi merusak tanaman hortikultura seperti bunga, sayuran, dan cengkeh yang menjadi komoditas andalan daerah ini.


Kesiapsiagaan Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah Kota Tomohon bersama PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) rutin memantau aktivitas Lokon.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Lokon, [nama fiktif: Yohanis Raranta], mengatakan bahwa masyarakat sudah cukup terbiasa menghadapi siklus erupsi ini.

“Warga Tomohon tahu bagaimana menghadapi ancaman Lokon. Mereka sigap jika ada peringatan, meski tentu rasa was-was selalu ada,” ujarnya.


Lokon dan Pariwisata

Meski berstatus aktif, Lokon justru menjadi daya tarik wisata. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk melihat Kawah Tompaluan dari dekat. Saat kondisi aman, pendakian ke Lokon menawarkan panorama menakjubkan dengan udara sejuk khas pegunungan.


Penutup

Gunung Lokon di Tomohon adalah simbol kekuatan alam yang indah sekaligus berbahaya. Dengan riwayat erupsi berulang setiap 10 tahun, masyarakat hidup berdampingan dengan risiko sekaligus berkah dari tanah vulkanik yang subur.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.