Tomohon, Sulawesi Utara — Menjelang perhelatan akbar Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025, sinergi antara Generasi Pesona Indonesia (GenPI), PT PLN (Persero), dan Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) melahirkan gebrakan inspiratif: program sertifikasi floris bagi penyandang disabilitas (difabel).
Program pelatihan dan sertifikasi ini tidak hanya menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menuju TIFF, tapi juga sebagai bukti nyata komitmen terhadap pemberdayaan dan inklusi sosial, khususnya bagi kelompok difabel di Tomohon dan sekitarnya.
Difabel Dilatih Jadi Perangkai Bunga Profesional
Sebanyak puluhan peserta difabel tampak antusias mengikuti pelatihan intensif yang berlangsung selama beberapa hari. Mereka dibimbing langsung oleh para floris berpengalaman dari Asbindo untuk menguasai teknik merangkai bunga dengan standar industri kreatif.
Materi pelatihan mencakup:
-
Teknik dasar dan lanjutan merangkai bunga
-
Pemahaman estetika dan warna
-
Pengemasan hingga pemasaran hasil karya
Tujuan utamanya adalah membekali peserta tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan sertifikat kompetensi yang dapat digunakan untuk membuka peluang kerja atau bahkan menjadi wirausahawan di bidang florist.
Dukungan PLN dan Spirit Inklusif TIFF
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Suluttenggo, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan dalam mendorong masyarakat inklusif dan berdaya saing.
“Kami percaya bahwa setiap orang, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas, memiliki potensi luar biasa. Melalui pelatihan ini, kami ingin mendukung mereka menjadi bagian dari ekonomi kreatif, terutama menjelang TIFF yang sudah dikenal hingga mancanegara,” ujarnya.

Baca juga: Wali Kota Tomohon dan Tokoh Masyarakat Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-80 Bapak Wempi Mantiri
TIFF 2025 Siap Jadi Panggung Karya Difabel
Pihak penyelenggara TIFF pun menyambut baik inisiatif ini.
“Kami ingin TIFF bukan sekadar festival bunga, tapi juga panggung inklusif di mana semua lapisan masyarakat bisa terlibat, berkontribusi, dan dihargai.”
Mimpi yang Jadi Nyata
Salah satu peserta, Rini (29), penyandang disabilitas daksa asal Tomohon, mengaku bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini.
“Selama ini saya suka merangkai bunga tapi hanya coba-coba sendiri. Sekarang saya diajari secara profesional, dapat ilmu, teman baru, dan semoga nanti bisa buka usaha kecil di rumah,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Penutup: Inklusi Bukan Pilihan, Tapi Keharusan
Kolaborasi antara GenPI, PLN, dan Asbindo ini menjadi contoh nyata bahwa inklusi bukan hanya slogan, melainkan langkah konkret. Melalui program pelatihan floris ini, TIFF 2025 akan tampil lebih berwarna — tidak hanya oleh bunga, tetapi oleh semangat kesetaraan, harapan, dan kesempatan.
Tomohon membuktikan bahwa kota wisata juga bisa menjadi kota ramah difabel, tempat di mana setiap potensi, tanpa kecuali, bisa tumbuh dan mekar.





